Menonton video di youtube penampilan Emha Ainun Nadjib dengan Kyai
Kanjeng-nya yang diadakan oleh Takmir di Masjid Al Azhar Fakultas Hukum
UII Yogyakarta pada Maret 2012, bersama Pak Busyro Muqoddas ( mantan ketua KPK ) sungguh menjadi tauziah menarik buat kami.
Judul tema yang cukup berat yaitu ”Membentuk Culture Kenabian dalam
Masa Kontemporer”, disajikan dengan ringan dan mengundang riuh gelak
tawa hadirin dan tentu saja kami, yang hanya menyaksikan di layar monitor komputer mengisi malming ( malam mingguan ) di rumah.
Saat membahas mengenai Mahfud MD yang adalah orang Madura, dibahaslah
culture asal muasal seseorang. Sebenarnya Allah memang sudah mengatur
sedemikian rupa sehingga seorang Mahfud MD berasal dari daerah yang
terkenal keberanian, kekerasan dan sifat-sifat sejenisnya. Sebuah watak
khas Madura yang terkenal antara lain sifat keras dan suka menantang.
Maka kisah seorang Madura yang berprofesi sebagai nelayan berikut
ini….menjadi dagelan menarik. Rupanya watak suka menantang itu memang
sudah bawaan dari ’sono’nya….jangankan terhadap manusia, Tuhan pun tak luput dia tantang.
Diceritakan, ada seorang nelayan Madura yang dari pagi hingga petang
belum juga menghasilkan seekorpun ikan tangkapan,…ia lalu menengadah dan
berujar…”Ya Allah yang katanya Rahman dan Rahim, setiap hari mulutku
berbusa-busa menyebut namamu, dari bismillah, istighfar, al fatihah
dsb…. masa tega banget, seharian ini tak sedikitpun rejeki yang kau
bagi….Mana bukti Maha Pengasih Maha Penyayagmu itu….? Berikanlah 5 ekor
saja….3 untuk anak-anakku, dan 2 ekor untukku dan istriku”
Rupanya Allah mendengar doa yang mirip keluhan sang nelayan, sehingga
”mak pecothot” masuklah 5 ekor ikan ke dalam perahunya….Saking baiknya
Allah sama orang Madura itu..Begitu melihat ikan 5 ekor itu si Madura
bergumam ”Masa Cuma 5 ekor beneran….saklek banget sampeyan mbok 10 ato
15 gitu lho!”
Maka Allah sang Maha Mendengar mengutus temen-temen ikan tersebut
sehingga berloncatan naik, hampir memenuhi perahu si nelayan Sampai
kemudian si nelayan tertatih-tatih menyeret minggir perahunya yang berat
penuh muatan
Saat ia sampai di tepian ia melihat asap mengepul di kejauhan sana,…dan ia menduga telah terjadi kebakaran di kampungnya…
Maka tanpa mempedulikan perahu itu, ia lari tunggang langgang
pulang…dan di jalan papasan ( bertemu ) dengan tetangganya yang
menyampaikan berita buruk : ”Cak omahmu kobong!!” – rumahmu kebakaran!
Serentak si Madura ingat kerakusan / keserakahannya saat di laut
tadi…..lalu dengan serta merta ia mendongakkan kepala ke atas dan
berujar :”Ya Allah,….kenapa jadi begini urusannya? Masa masalah di laut,
kau bawa-bawa sampai ke darat???!!”
Grrrrr…….seluruh hadirin dan kami pun tertawa ngakak
mendengarnya….Akan sangat lucu dan menggelikan saat dituturkan oleh Emha
yang begitu luwes logat Maduranya….
Di balik dagelan tadi, tentulah ada pesan yang ingin disampaikan Emha
Ainun Nadjib dimana maknanya dapat diserap sesuai dengan kapasitas
masing-masing.Buat saya pribadi, tentunya sudah tersindir habis di
tulisan Amplop-amplop Abu-abu karya Gus Mus, bahwa seringkali pengajian
hanya berfungsi sebagai hiburan dan lawakan belaka…. kita tertawa-tawa
menikmati lelucon, tanpa berusaha memaknai apalagi menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari…
Maka, apapun yang sedang kita usahakan dan terus perjuangkan kemarin,
hari ini dan esok lusa,…..sambil tak henti-hentinya memohon perkenan
dan pertolonganNya, semoga tidak akan menjadikan kita tergelincir
menjadi golongan orang-orang yang melampaui batas….
“Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan
dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya).” (an-Naazi’aat:
37-39)
Doa Abu Hamzah Al –Tsimali :”Rahmatilah pengasinganku di dunia ini.
Illahi, sesungguhnya dunia ini asing bagiku, maka rahmatilah aku,
jadikanlah terminal terakhir yang tak mungkin kami lepas dan terpisah
dari-Mu, yakni surga….”
No comments:
Post a Comment