Tuesday, March 25, 2014

Perniagaan Tuhan dengan Ummatnya

Menonton video di youtube penampilan Emha Ainun Nadjib dengan Kyai Kanjeng-nya yang diadakan oleh Takmir di Masjid Al Azhar Fakultas Hukum UII Yogyakarta pada Maret 2012, bersama Pak Busyro Muqoddas ( mantan ketua KPK ) sungguh menjadi tauziah menarik buat kami.
Judul tema yang cukup berat yaitu ”Membentuk Culture Kenabian dalam Masa Kontemporer”, disajikan dengan ringan dan mengundang riuh gelak tawa hadirin dan tentu saja kami, yang hanya menyaksikan di layar monitor komputer mengisi malming ( malam mingguan ) di rumah.

Saat membahas mengenai Mahfud MD yang adalah orang Madura, dibahaslah culture asal muasal seseorang. Sebenarnya Allah memang sudah mengatur sedemikian rupa sehingga seorang Mahfud MD berasal dari daerah yang terkenal keberanian, kekerasan dan sifat-sifat sejenisnya. Sebuah watak khas Madura yang terkenal antara lain sifat keras dan suka menantang.
Maka kisah seorang Madura yang berprofesi sebagai nelayan berikut ini….menjadi dagelan menarik. Rupanya watak suka menantang itu memang sudah bawaan dari ’sono’nya….jangankan terhadap manusia, Tuhan pun tak luput dia tantang.
Diceritakan, ada seorang nelayan Madura yang dari pagi hingga petang belum juga menghasilkan seekorpun ikan tangkapan,…ia lalu menengadah dan berujar…”Ya Allah yang katanya Rahman dan Rahim, setiap hari mulutku berbusa-busa menyebut namamu, dari bismillah, istighfar, al fatihah dsb…. masa tega banget, seharian ini tak sedikitpun rejeki yang kau bagi….Mana bukti Maha Pengasih Maha Penyayagmu itu….? Berikanlah 5 ekor saja….3 untuk anak-anakku, dan 2 ekor untukku dan istriku”
Rupanya Allah mendengar doa yang mirip keluhan sang nelayan, sehingga ”mak pecothot” masuklah 5 ekor ikan ke dalam perahunya….Saking baiknya Allah sama orang Madura itu..Begitu melihat ikan 5 ekor itu si Madura bergumam ”Masa Cuma 5 ekor beneran….saklek banget sampeyan mbok 10 ato 15 gitu lho!”
Maka Allah sang Maha Mendengar mengutus temen-temen ikan tersebut sehingga berloncatan naik, hampir memenuhi perahu si nelayan Sampai kemudian si nelayan tertatih-tatih menyeret minggir perahunya yang berat penuh muatan
Saat ia sampai di tepian ia melihat asap mengepul di kejauhan sana,…dan ia menduga telah terjadi kebakaran di kampungnya…
Maka tanpa mempedulikan perahu itu, ia lari tunggang langgang pulang…dan di jalan papasan ( bertemu ) dengan tetangganya yang menyampaikan berita buruk : ”Cak omahmu kobong!!” – rumahmu kebakaran!
Serentak si Madura ingat kerakusan / keserakahannya saat di laut tadi…..lalu dengan serta merta ia mendongakkan kepala ke atas dan berujar :”Ya Allah,….kenapa jadi begini urusannya? Masa masalah di laut, kau bawa-bawa sampai ke darat???!!”
Grrrrr…….seluruh hadirin dan kami pun tertawa ngakak mendengarnya….Akan sangat lucu dan menggelikan saat dituturkan oleh Emha yang begitu luwes logat Maduranya….
Di balik dagelan tadi, tentulah ada pesan yang ingin disampaikan Emha Ainun Nadjib dimana maknanya dapat diserap sesuai dengan kapasitas masing-masing.Buat saya pribadi, tentunya sudah tersindir habis di tulisan Amplop-amplop Abu-abu karya Gus Mus, bahwa seringkali pengajian hanya berfungsi sebagai hiburan dan lawakan belaka…. kita tertawa-tawa menikmati lelucon, tanpa berusaha memaknai apalagi menerapkan dalam kehidupan sehari-hari…
Maka, apapun yang sedang kita usahakan dan terus perjuangkan kemarin, hari ini dan esok lusa,…..sambil tak henti-hentinya memohon perkenan dan pertolonganNya, semoga tidak akan menjadikan kita tergelincir menjadi golongan orang-orang yang melampaui batas….
“Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya).” (an-Naazi’aat: 37-39)
Doa Abu Hamzah Al –Tsimali :”Rahmatilah pengasinganku di dunia ini. Illahi, sesungguhnya dunia ini asing bagiku, maka rahmatilah aku, jadikanlah terminal terakhir yang tak mungkin kami lepas dan terpisah dari-Mu, yakni surga….”

No comments:

Post a Comment