Sunday, November 30, 2014

4 Gangguan Kehamilan yang Perlu Diwaspadai

Gangguan kehamilan dapat terjadi kapan saja. Bisa pada saat kehamilan muda, atau pada masa kehamilan mulai menua, selain juga pada saat-saat menjelang persalinan. Setiap masa dalam kehamilan memiliki jenis gangguannya sendiri-sendiri.
Jenis gangguan kehamilan beragam, dari yang ringan sampai yang berat. Semua jenis gangguan kehamilan dapat diatasi. Beberapa di antaranya sebetulnya sudah dapat dicegah. Upaya pencegahan dapat dilakukan selama pemeriksaan kehamilan rutin. Sekurang-kurangnya, ada 14 jenis gangguan kehamilan yang mungkin timbul dan perlu diwaspadai. Apa saja?

10 Tanda Wanita Akan Hamil

Perempuan biasanya baru mulai berpikir dirinya hamil atau tidak setelah jadwal menstruasinya telat 1-2 minggu. Padahal ada beberapa tanda yang bisa dijadikan petunjuk bahwa dirinya memang hamil.
Bagi orang yang memang jadwal menstruasinya tidak teratur tentu sulit untuk menyadari apakah dirinya hamil atau tidak dan baru akan menyadarinya setelah hasil test kehamilan menunjukan tanda positif.
Tapi selain jadwal menstruasi yang telat ada beberapa tanda lain yang ditunjukkan jika seorang perempuan sedang hamil :

Jangan Bangunkan bayi Ketika Tidur

BAGI orang dewasa, tidur bisa identik dengan istirahat. Namun, bagi bayi dan anak-anak, tidur adalah saat saat untuk mengoptimalkan laju tumbuh kembang badan.
Umumnya bayi tidak mengalami masalah tidur. Artinya, mereka bisa dengan cepat terpulas, dan tidak mudah terbangun. Namun, terkadang ada juga yang sebaliknya. Sulit tidur, dan mudah terbangun.
“Bagi bayi, tidur memiliki peran ganda. Selain memberi kesempatan untuk mengistirahatkan tubuh, juga untuk meningkatkan proses metabolisme, yakni proses pengolahan pangan menjadi energi yang dibutuhkan” papar Jodi Mindell PhD, pakar tidur anak di Children’s Hospital of Philadelphia seperti dikutip Parents.

"Kisah Nyata Tentang Kasih Sayang Seorang IBU"

Kejadian ini terjadi di sebuah kota kecil di Taiwan , tahun berapaan udeh lupa. Dan sempat dipublikasikan lewat media cetak dan electronic.

Ada seorang pemuda bernama A be (bukan nama sebenarnya). Dia anak yg cerdas, rajin dan cukup cool. Setidaknya itu pendapat cewe2 yang kenal dia. Baru beberapa tahun lulus dari kuliah dan bekerja di sebuah perusa
haan swasta, dia sudah di promosikan ke posisi manager.Gaji-nya pun lumayan.

Kasih sayang Ibu dan Anak

Aisyah memiliki seorang anak gadis yang sangat pintar bernama Sabila. Kini Sabila lulus dari sebuah universitas terkemuka. Aisyah sungguh bangga kepadanya dan selalu berharap Sabila segera pulang ke rumah. Aisyah sangat merin
Selasa, 18 Februari 2014
Aisyah memiliki seorang anak gadis yang sangat pintar bernama Sabila. Kini Sabila lulus dari sebuah universitas terkemuka. Aisyah sungguh bangga kepadanya dan selalu berharap Sabila segera pulang ke rumah. Aisyah sangat merindukan Sabila.

Ketika Ibu Cuci Muka Dengan Darah Nifas Putrinya (Kisah Nyata)

Sebuah kisah nyata yang membuat kita miris saat membacanya. Seorang wanita yang mulai tumbuh dewasa, akhirnya mendaftarkan diri menjadi seorang mahasiswa di salah satu kampus disalah satu kota. Sebagai orangtua, tentu saja berbahagia atas apa yang dicapai oleh putri tercintanya. Khususnya sang Ibu, selalu memberikan yang terbaik untuk putra-putrinya.

Sang Ibu-pun memulai memberikan pesan-pesan moral kepada putrinya agar senantiasa menjaga diri. Kewajiban orangtua adalah selalu memberikan bekal materi, nasehat dan do’a. Salah satu pesan seorang Ibu kepada putri tercintanya adalah, jangan keluar malam, belajar sungguh-sungguh, jangan berpacaran. Karena yang demikian itu sama dengan menyakiti dan melukai hati kedua orangtua, serta melanggar ajaran Rosulullah SAW. Mendengar petuah sang Ibu, mahasiswi itu manggut-manggut, sebagai bukti bakti seorang anak kepada kedua orangtua. Orangtua memang memiliki hak penuh atas anak-anaknya. Wajar, jika kemudian seorang Ibu berpesan demikian kepada putrinya, serta anak-anaknya.

Besarnya Kasih Sayang Ibu Ke Anak

Ibu adalah wanita yang paling berjasa dalam hidup seorang anak dimanapun berada termasuk kita. Amat besarnyakasih sayang ibu untuk anaknya, tak mungkin dapat kita bayangkan dan perumpamaan seindah apapun mungkin tak akan sebanding dengan realita kasih sayang yang mereka berikan dengan tulus kepada kita. Pada kesempatan ini, izinkan saya untuk sedikit mengulsa tentang besarnya kasih seorang ibu bagi anak-anaknya.

Sekilas Tentang Ibu

Mungkin kita pernah mendengar berita atau kisah seorang ibu yang tega menyakiti atau bahkan membunuh anaknya sendiri. Tapi pastilah kita jauh lebih sering lagi mendengar atau menbaca kisah-kisah tentang besarnya kasih sayang seorang ibu. Atau tidak lah usah kita melihat jauh terhadap kisah yang dialami oleh orang lain yang ditulis dalam buku-buku sejarah atau dicetak menjadi sebuah novel yang mahal, bukankah kita sendiri mempunyai dan cukup mengenal seorang wanita yang pernah kesakitan saat melahirkan anaknya, yaitu “KITA”.

5 manfaat kasih Sayang Ibu

Ada ungkapan kasih ibu sepanjang masa, ternyata hal ini bukan hanya isapan jempol belaka. Karena manfaat kasih sayang ibu bagi kesehatan mulai dari perkembangan otak hingga kehidupan seks.


"Hubungan pertama si anak adalah dengan ibu yang bisa mempengaruhi hubungan emosional di kemudian hari," ujar profesor dan psikiater Allan Schore, PhD dari UCLA, seperti dikutip dari Everyday, Sabtu (22/12/2012).

Penelitian mendukung teori ini, studi terbaru menunjukkan ikatan antara ibu dan anak bisa mempengaruhi otak, jantung, tubuh dan bahkan kehidupan seks seseorang. Ini dia manfaatnya:

Wednesday, November 26, 2014

Gus Mus: Mbah Maksum Meniru Kepribadian Nabi ~HAUL MBAH MAKSUM LASEM

Gus Mus: Mbah Maksum Meniru Kepribadian Nabi ~
Sepenggal kenangan, Nasional HAUL MBAH MAKSUM LASEM
Lasem, NU Online, Haul salah seorang pendiri NU Mbah Maksum Lasem sekaligus peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada Jum’at (18/1) kemarin bertepatan dengan tanggal 6 Rabiul Awwal 1434 H berlangsung sangat ramai dan khidmat. Kegiatan didahului dengan hataman Al-Qur’an dan Tahlil di makam Mbah Maksum pada sore hari yang dihadiri sekitar 7000 umat Islam laki dan wanita. Lapangan parkir bis di belakang Masjid Jami Lasem dipenuhi mobil besar dan kecil. sejak ashar dari berbagai kota, terutama dari pulau Jawa dan Sumatera. Malam harinya dilanjutkan puncak acara, yaitu pengajian umum. Panggung dipasang di pelataran Pondok Pesantren Al-Hidayat Soditan. Bangku yang disediakan memanjang hingga pertigaan jalan terisi penuh oleh jamaah yang hadir semakin bertambah banyak. Pedagang yang masar memadati pinggir jalan dari bangjo hingga depan PP An-Nuriyah. Penceramah KH Musthofa Bisri (Gus Mus) menguraikan keistimewaan Nabi Muhammad yang tersebut dalam Al-Qur’an, yakni akhlaknya yang sangat luhur. Sedangkan Nabi Yusuf AS yang ditonjolkan kegantengannya,

Tuesday, November 25, 2014

Is the ‘Iddah after Khulu’ One Month or Three?

Question:
As salaamu alaykum dear respected scholar. I would like to ask according to Shafi’i Fiqh is a Khula a from of Talaq or divorce? And if so is the ‘iddah the same as a Talaq (three periods of purity between menstrual cycles)?
Country: United States
Answer:
Wa alaykum salam wa rahmatullah wa barakatuhu,
In his Jami’ 3/318-19, Imam Tirmidhi related two views: (1) it is like an ‘iddah after a talaq (2) and that it is just one period [haydah].
In regards to the second view, he even cited Ishaq b. Rahaway as saying, “And if one takes this view, he has taken a strong opinion.”
Hafiz Ibn Hajar points out that in regards to the hadiths mentioning Thabit’s case of khulu’, it is possible they are addressing more than one case.
In one of the hadiths regarding Thabit’s khulu’ case(s), the wording طلقها “divorce her” is mentioned. (Sahih al-Bukhari 3/406) The hadith in Bukhari clearly states that to that khulu’ is min bab al-talaq, that khulu’ is a form of divorce. And when it is established that it is a talaq, then the ‘iddah is mentioned in Surah al-Baqarah: 228, “And divorced women shall wait for three periods…”
Being found in the Sahihayn, the riwayah mentioning طلقها are authentic by the agreement of the entire ummah. There are discussions on the establishment of the reports mentioning just one period, like what Imam Bayhaqi mentioned in al-Sunan al-Kubra 7/740-41. This is not to say that the other hadiths have no basis – in fact, they are found in the Sunan literature – rather to point out that the way Shafi’i scholars dealt with the hadith evidence here seems to be by giving preference to the hadiths mentioning talaq over those mentioning one haydah.
According to the madhhab’s principles, if there is a seeming contradiction between hadith, then the first attempt is to make jam’ [reconcile between them]. However, in this case, jam’ is difficult. So it seems that the scholars moved to tarjih; they prefer the wording in Sahih al-Bukhari that establishes it is a talaq and the ruling of the ‘iddah in a case of talaq is mentioned in the Qur’an.
The hadiths in the Sunan mentioning that a woman’s ‘iddah after khulu’ is one period [haydah], if someone practiced on them making taqlid of those who maintained that view, it is a respectable opinion. The basis for both views is strong in light of the evidence.
The Shafi’i madhhab’s view, maintains that her ‘iddah is like an ‘iddah after a talaq. The opinion that her ‘iddah is that of a divorced woman is not only the Shafi’i school’s opinion, in fact, is is the majority view of the companions of the Prophet (sallaAllahu ‘alayhie wa sallam) and the scholars who came after them too. (Jami’ al-Tirmidhi 3/320)
And Allah knows best.
Shafiifiqh.com Fatwa Dept.

Is Marrying More than One Wife Recommended?

Question:
Is it recommended as a general rule to have only one wife or more than one wife?
Country:
Australia
Answer:
In al-Hawi al-Kabir 11/417, Qadi Mawardi related a difference of opinion between the Zahiris and Imam Shafi’i regarding a man marrying multiple wives.
According to the Zahiris, it is recommended for a man to marry four, so long as one can take care of them, completing the number they understood to be recommended.
And Imam Shafi’i judged that it may be preferred to marry just one even if four are permitted.
Qadi Mawardi then related the issue to be one of tafsil. He stated that what should be considered is the husband’s condition. If he is satisfied by one, then it is best for him to limit himself to marriage with her, i.e. that one. And if he is not satisfied, then marrying again would be recommended, marrying until he is content, up to four.
This is conveyed by Khatib Shirbini in Mughni al-Muhtaj 4/207 too, that it is best to marry just one “unless there is a hajah zahirah“, and then, marrying more may be recommended.
And Allah knows best.
Shafiifiqh.com Fatwa Dept.

Reciting Fatihah Behind an Imam

Question:
What is Imam Shafi’s opinion regarding reciting the Fatihah behind the imam after he finishes? Is it similar to the Hanafi school (they say the imam’s recitation pf Fatihah is sufficient)?
Country: United States
Answer:
Wa alaykum salam wa rahmatuLlahi wa barakatuHu,
In Tuhfah 2/44, Ibn Hajar stated that reciting Surat al-Fatihah is obligatory in every rak’ah of every prayer. This applies if one is praying alone, leading another, or following another. The evidence for this ruling is the rigorously authenticated hadith, “There is no prayer for one who does not recite ‘Fatihat al-Kitab.’”
There are hadiths that indicate to the imam’s recitation being sufficient. Like the words ascribed to the Prophet (upon him be peace), “Whoever has an imam, so the imam’s recitation is for him recitation. Man kana la imam, fa qira’at al-imam lahu qira’ah.” However, many hadith scholars judged it weak, like Imam Daraqutni in his Sunan. Daraqutni stated that the narration is mursal.
Allah knows best.
Shafiifiqh.com Fatwa Dept.

The Ideal Muslim

The Muslim and His Own Self


Introduction 

Islam wants the Muslim to stand out among people, readily distinguished by his appearance, dress, decent behaviour and good deeds, so that he will be a good example and worthy of the great message that he brings to people. 

According to a hadith narrated by the great Sahabi Ibn al- hanzaliyyah, the Prophet (s) told his Companions, when they were travelling to meet some brothers in faith: 

´You are going to visit your brothers, so repair your saddles and make sure that you are dressed well, so that you will stand out among people like an adornment, for Allah does not love ugliness.' 1 

The Prophet (s) considered an unkempt and careless appearance, and scruffy clothes and furnishings, to be forms of ugliness, which is hated and forbidden by Islam. 

MARRIAGE IN ISLAM.

Islam, unlike other religions is a strong advocate of marriage. There is no place for celibacy like, for example the Roman Catholic priests and nuns. The prophet (pbuh) has said "there is no celibacy in Islam.
Marriage is a religious duty and is consequently a moral safeguard as well as a social necessity. Islam does not equal celibacy with high "taqwa" / "Iman". The prophet has also said, "Marriage is my tradition who so ever keeps away there from is not from amongst me".
Marriage acts as an outlet for sexual needs and regulate it so one does not become a slave to his/ her desires.
It is a social necessity because through marriage, families are established and the family is the fundamental unit of our society. Furthermore, marriage is the only legitimate or halal way to indulge in intimacy between a man and a woman.
Islam takes a middle of the road position to sexual relations , it neither condemns it like certain religions, nor does it allow it freely. Islam urges us to control and regulate our desires, whatever they may be so that we remain dignified and not become like animals.
The purpose of Marriage.

Importance of Marriage in Islam

Prof. 'Abdur Rahman I. Doi Professor and Director, Center for Islamic Legal Studies, 
Ahmadu Bello University, Zaira, Nigeria.
Allah has created men and women as company for one another, and so that they can procreate and live in peace and tranquility according to the commandments of Allah and the directions of His Messenger. The Quran says:
"And among His signs is this, that He created for you mates from among yourselves, that you may dwell in tranquility with them, and He has put love and mercy between your hearts. Undoubtedly in these are signs for those who reflect." [Noble Quran 30:21]
"And Allah has made for you your mates of your own nature, and made for you, out of them, sons and daughters and grandchildren, and provided for you sustenance of the best." [Noble Quran 16:72]
These verses of the Noble Quran clearly show that in contrast to other religions like Christianity, Buddhism, Judaism etc. which consider celibacy or monasticism as a great virtue and a means of salvation, Islam considers marriage as one of the most virtuous and approved institutions. The Messenger of Allah (peace and blessings be upon him) declared, "There is no monasticism in Islam." He further ordained,
"O you young men! Whoever is able to marry should marry, for that will help him to lower his gaze and guard his modesty." [Al-Bukhari]

SCIENTIFIC FACTS IN THE QUR’AN

This page explains the reasons why Islam is the truth.
Ever since the dawn of mankind, we have sought to understand nature and our place in it. In this quest for the purpose of life many people have turned to religion. Most religions are based on books claimed by their followers to be divinely inspired, without any proof. Islam is different because it is based upon reason and proof.
There are clear signs that the book of Islam, the Quran, is the word of God and we have many reasons to support this claim:
  • There are scientific and historical facts found in the Quran which were unknown to the people at the time, and have only been discovered recently by contempory science.
  • The Quran is in a unique style of language that cannot be replicated, this is known as the ‘Inimitability of the Quran.’
  • There are predictions made in the Quran and by the Prophet Muhammad (peace be upon him) which have come to be pass.

Seyyed Hossein Nasr. Science and Civilization in Islam.The Principles of Islam

The history of science is often regarded today as the progressive accumulation of techniques and the refinement of quantitative methods in the study of Nature. Such a point of view considers the present conception of science to be the only valid one; it therefore judges the sciences of other civilizations in the light of modern science and evaluates them primarily with respect to their "development" with the passage of time. Our aim in this work, however, is not to examine the Islamic sciences from the point of view of modern science and of this "evolutionistic" conception of history; it is, on the contrary, to present certain aspects of the Islamic sciences as seen from the Islamic point of view.
To the Muslim, history is a series of accidents that in no way affect the nontemporal principles of Islam. He is more interested in knowing and "realizing" these principles than in cultivating originality and change as intrinsic virtues. The symbol of Islamic civilization is not a flowing river, but the cube of the Kaaba, the stability of which symbolizes the permanent and immutable character of Islam.

Islam and Modern Science

A Lecture by Seyyid Hossein Nasr

The following is a lecture by Seyyid Hossein Nasr entitled, ``Islam and Modern Science’’, which was co-sponsored by the Pakistan Study Group, the MIT Muslim Students Association and other groups. Professor Nasr, currently University Professor of Islamic Studies at Georgetown University, is a physics and mathematics alumnus of MIT. He received a PhD in the philosophy of science, with emphasis on Islamic science, from Harvard University. From 1958 to 1979, he was a professor of history of science and philosophy at Tehran University and was also the Vice-Chancellor of the University over 1970-71. He has been a visiting professor at Harvard and Princeton Universities. He has delivered many famous lectures including the Gifford Lecture at Edinburgh University and the Iqbal Lecture at the Punjab University. He is the author of over twenty books including ``Science and Civilization in Islam’’, ``Traditional Islam in the Modern World’’, ``Knowledge and the Sacred’’, and ``Man and Nature: the Spiritual Crisis of Modern Man’’. The verbatim transcript of the lecture was edited to enhance clarity and remove redundancies. We have tried our best to preserve the spirit of what was said. Any errors are solely the responsibility of the Pakistan Study Group. * and ** indicates places where either a phrase or sentence was indecipherable. Words in [ ] were added to improve continuity.

After centuries of stagnation science is making a comeback in the Islamic world

THE sleep has been long and deep. In 2005 Harvard University produced more scientific papers than 17 Arabic-speaking countries combined. The world’s 1.6 billion Muslims have produced only two Nobel laureates in chemistry and physics. Both moved to the West: the only living one, the chemist Ahmed Hassan Zewail, is at the California Institute of Technology. By contrast Jews, outnumbered 100 to one by Muslims, have won 79. The 57 countries in the Organisation of the Islamic Conference spend a puny 0.81% of GDP on research and development, about a third of the world average. America, which has the world’s biggest science budget, spends 2.9%; Israel lavishes 4.4%.

Sunday, November 23, 2014

Berhentilah Menjadi Gelas

Kadang kita hidup ini seperti roda, kadang diatas kadang dibawah. Banyak problem yang harus kita hadapi dan kadang kita putus asa karena tidak sanggup menghadapi masalah.
Inilah Cerita Seorang Guru Sufi dan Muridnya :
Seorang guru Sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung.
Kenapa kau selalu murung nak ? Bukankah banyak hal yang indah didunia ini?  sang guru bertanya.
Guru, belakanan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya,  jawab sang murid muda.

Kisah Seorang Guru

Menjadi guru, bukanlah pekerjaan mudah. Didalamnya, dituntut pengabdian, dan juga ketekunan. Harus ada pula kesabaran, dan welas asih dalam menyampaikan pelajaran. Sebab, sejatinya, guru bukan hanya mendidik, tapi juga mengajarkan. Hanya orang-orang tertentu saja yang mampu menjalankannya.
 
Menjadi guru juga bukan sesuatu yang gampang. Apalagi, menjadi guru bagi anak-anak yang mempunyai “keistimewaan”. Dan saya, merasa beruntung sekali dapat menjadi guru mereka, walau cuma dalam beberapa jam saja. Ada kenikmatan tersendiri, berada di tengah anak-anak dengan latar belakang Cerebral Palsy (sindroma gangguan otak belakang).

Kisah Guru Bijak dan Sebuah Toples

ebuah kisah inspiratif populer. Pada suatu waktu, terdapat seorang guru yang bijak. Banyak murid yang datang dari tempat jauh, untuk mendengarkan petuah bijaknya. Pada suatu hari, seperti biasa, para murid berkumpul untuk mendengarkan pelajaran dari sang guru.


Banyak murid mulai datang memenuhi ruang pengajaran. Mereka datang dan duduk dengan tenang dan rapi, memandang ke depan, siap untuk mendengar apa yang dikatakan oleh  sang guru.

Akhirnya sang guru pun datang, lalu duduk di depan para murid-muridnya. Sang guru membawa sebuah toples besar, disampingnya terdapat setumpuk batu kehitaman seukuran genggaman tangan. Tanpa bicara sepatah kata pun, Sang guru mengambil batu-batu tersebut satu persatu, lalu memasukkannya hati-hati ke dalam toples kaca. Ketika toples tersebut sudah penuh dengan batu hitam tadi, sang Guru berbalik kepada para murid, lalu bertanya.

"Apakah toplesnya sudah penuh?"
"Ya guru," jawab para murid, "Benar, toples itu sudah penuh".

Thursday, November 20, 2014

Biography Imam Syafi'i

He is Abu Abdullah Muhammad ibn Idris ibn Abbas ibn Uthman ibn Shafi

Saib ibn Ubayd ibn Yazid ibn Abdu Hashim bin Al - Mutthalib bin Qushai Abdi Manaf ibn al-Qurasyi Al - Mathalib Ash - Shafi'i al-Hijazi al-Makki, the child's uncle Alai Messenger of Allaah wa sallam who met the Prophet at silsilsilahnya Abdu Manaf.
The scholars agreed that he was born in 150 Hegira, ie in the year
the death of Imam Abu Hanifah Rahimahumullah. In fact, some say if he was born on the same day as Abu Hanifa Deceased.



Imam An-Nawawi said, "Know that the true Imam Shafi'i
is including human choices and have a noble character with a role
is very important in the history of Islam.

In the self-Imam ash-Shafi'i collected a variety of gifts glory of God, in
nasab them holy Prophet nasabnya met in one lineage nasab and a very good all this is the highest glory of the material invaluable.

Imam al-Bukhari and the Science of Hadith

In Islamic sciences, all knowledge of the religion comes back to two sources: the Quran and the sayings and doings of the Prophet Muhammad ﷺ – the hadith. The Quran is of course considered the un-changed word of Allah as revealed to Prophet Muhammad ﷺ and is thus the foundation of all Islamic knowledge. Second after the Quran is the example set forth by the Prophet ﷺ.
But considering that he lived 1400 years ago, how can we be sure that the sayings and doings we attribute to him are real and unchanged? To someone unfamiliar with the science of hadith, the collections of hadith may seem unreliable and susceptible to corruption. However, due to the work of Imam Muhammad al-Bukhari in the 9th century, the science of hadith has been protected from such problems using a systematic and thorough method of verification for each and every saying attributed to the Prophet ﷺ. Thus, in the 21st century we can still benefit directly from the authentic sayings of the Prophet Muhammad ﷺ.

10 Reasons Why Islam is the Religion of Truth

1. In 23 Years, Muslims Went from Being Powerless to Control the World.
When Islam started in Mecca, it was the prophet Mohammed by himself. A one man religion. He was exposed to punishments and oppression. The people who first entered Islam were weak and also were oppressed and tortured by the pagans of Mecca (their relatives). Forward 23 years later to see the transformation of these uneducated powerless individuals to the most powerful ones and to control the world.
The Arabs at the time of the prophet peace be upon him (6th century) were tribes and clans fighting each other. The Romans and the Persians were vast powerful empires. Forward 23 years later to see how some powerless individuals were able climb the mountain of world power to take over the Persian empire and the Roman empire and introduce new world order.
Not only did this transformation achieve miraculousness in its happenings but it’s also marvelous in its timing and its duration.

What is the truth about Islam: A religion of Peace or War?

WASHINGTON, January 7, 2014 — Throughout the world it is commonly asserted that Islam is a religion of violence, misogyny, and a host of other negative attributes.
Such attitudes have been held for centuries, but never entered the mainstream until the September 11, 2001 attacks on the World Trade Center and Pentagon.
After the attacks, politicians and media alike have considered it “open season” on the reputation of the religion, and have turned Muslim adherents into cartoon like “evil villains.”
However, the idea that every single Muslim in the entire world promotes or admires violence is false. The idea that most Muslims are in favor of violence or hatred is equally false, and not proven by any measure or statistic ever conducted.
Of course, those who seek to vilify more than a 1.6 billion Muslims in the world do so with a serious disregard for logic or morality. In 2010, Congresswoman Debbie Riddle and Congressman Louie Gohmert put a theory into the public discourse, that there was such a thing as a “terror baby.”

The Way Of Al-Qur'an

The New World that Awaits You

    As you come to the Quran, you come to a new world. No other venture in your life can be so momentous and crucial, so blissful and rewarding, as your journey to and through the Quran. It is a journey that will take you through the endless joys and riches of the words that your Creator and Lord has sent to you and all mankind. Here you will find a world of untold treasures of knowledge and wisdom to guide you on the pathways of life, to mould your thoughts and actions. In it you will find deep insights to enrich you and steer you along the right course. From it you will receive a radiant light to illumine the deeper reaches of your soul. Here you will encounter profound emotions, a warmth to melt your heart and bring tears running down your cheeks. It is crucial for you because, as you travel through the Quran, at every step you will summoned to choose, and to commit to Allah. To read the Quran is nothing less than to live the Quran willingly, sincerely, devotedly, and totally. The outcome of your entire life depends on how you heed the call given by Allah. The journey is therefore decisive for your existence, for mankind, for the future of human civilization. A hundred new worlds lie in its verses. Whole centuries are involved in its moments. Know, then, that it is the Quran, and only the Quran, which can lead you on and on to success and glory in this world and in the world to come.

A Quick Introduction To Islam

he word "Islam" is an Arabic word which means "submission to the will of God". This word comes from the same root as the Arabic word "salam", which means "peace". As such, the religion of Islam teaches that in order to achieve true peace of mind and surety of heart, one must submit to God and live according to His Divinely revealed Law. The most important truth that God revealed to mankind is that there is nothing divine or worthy of being worshipped except for Almighty God, thus all human beings should submit to Him.

The Way Of Islam

We have collected some stories of prominent people from all over the world for you, in which these people describe their way to Islam und give reasons, why they chose Islam to be their religion.

Islam means that God guides people. It is not the religion of a special folk. It is not connected to a special country. All of Gods prophets at all times and places have been preaching this religion.

The very last and freshly created form was revealed to prophet Muhammad (pbuh) in Arabia. He fulfilled his mission the best way and established a civilization on the fundaments of Islam. The Arabic people became the major followers of this philosophy of life. They raised from oblivion and become a power to be noticed. Starting from Arabia the religion was spread over other countries and peoples. But when the Arabic people neglected their duties for the Lord, other people took over leadership in Islam. Egypts, Spaniards, Seljuks, Kurds, Berbers, Turkish, Indians, Mongols, etc. came together in Islam and raised its flag and conduced for Islam. All of them made their marks.

Islam is not the exclusive right of a special people, but it belongs to all Mankind. God knows which peoples of the East and of the West will else embrace Islam. 

Wednesday, November 12, 2014

10 Nasehat Bijak Einstein Tentang Hidup Sukses



1. Buntuti Terus Rasa Ingin Tahu Anda

    "Saya bukan memiliki bakat khusus. Hanya selalu menikmati rasa ingin tahu saja."

Membaca kutipan Einstein di atas membuat kita bertanya-tanya. Seperti apa rasa ingin tahu itu? Saya selalu bertanya-tanya mengapa ada orang sukses, sementara banyak lainnya gagal?

Karena itu banyak-banyaklah menghabiskan banyak waktu membaca banyak bahan. Mencari tahu koneksi berbagai hal terhadap kata 'sukses'. Mengejar jawaban rasa ingin tahu Anda adalah kunci rahasia kesukesan.

Ibu Penjual Tempe.. Hidup itu Misteri

Cerita ini terjadi di sebuah desa di Jawa Tengah. Seorang ibu setengah baya tersebut sehari-harinya adalah penjual tempe di desanya. Tempe yang dijualnya merupakan tempe yang dibuatnya sendiri.

Pada suatu hari, seperti biasanya, pada saat ia akan pergi ke pasar untuk menjual tempenya. Ternyata pagi itu, tempe yang terbuat dari kacang kedelai itu masih belum jadi tempe, alias masih setengah jadi. Ibu ini sangat sedih hatinya. Sebab jika tempe tersebut tidak jadi berarti ia tidak akan mendapatkan uang karena tempe yang belum jadi tentunya tidak laku dijual. Padahal mata pencaharian si ibu hanyalah dari menjual tempe saja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Dalam suasana hatinya yang sedih, si ibu langsung berdoa “ Tuhan, aku mohon kepada Mu agar kedelai ini bisa menjadi tempe sekarang juga, Amin.”Demikian doa singkat si Ibu yang dipanjatkannya dengan sepenuh hatinya. Ia yakin dan percaya pasti Tuhan menjawab doanya.

Sunday, November 9, 2014

Profil Imam Syafi'i

Mazhab Syafi'i (bahasa Arab: شافعية , Syaf'iyah) adalah mazhab fiqih yang dicetuskan oleh Muhammad bin Idris asy-Syafi'i atau yang lebih dikenal dengan nama Imam Syafi'i[1][2]. Mazhab ini kebanyakan dianut para penduduk Mesir bawah, Arab Saudi bagian barat, Suriah, Indonesia, Malaysia, Brunei, pantai Koromandel, Malabar, Hadramaut, dan Bahrain.

Sejarah

Pemikiran fiqh mazhab ini diawali oleh Imam Syafi'i, yang hidup di zaman pertentangan antara aliran Ahlul Hadits (cenderung berpegang pada teks hadist) dan Ahlur Ra'yi (cenderung berpegang pada akal pikiran atau ijtihad). Imam Syafi'i belajar kepada Imam Malik sebagai tokoh Ahlul Hadits, dan Imam Muhammad bin Hasan asy-Syaibani sebagai tokoh Ahlur Ra'yi yang juga murid Imam Abu Hanifah. Imam Syafi'i kemudian merumuskan aliran atau mazhabnya sendiri, yang dapat dikatakan berada di antara kedua kelompok tersebut. Imam Syafi'i menolak Istihsan dari Imam Abu Hanifah maupun Mashalih Mursalah dari Imam Malik. Namun demikian Mazhab Syafi'i menerima penggunaan qiyas secara lebih luas ketimbang Imam Malik. Meskipun berbeda dari kedua aliran utama tersebut, keunggulan Imam Syafi'i sebagai ulama fiqh, ushul fiqh, dan hadits di zamannya membuat mazhabnya memperoleh banyak pengikut; dan kealimannya diakui oleh berbagai ulama yang hidup sezaman dengannya

Fiqih Imam Syafi'i

Tanda tanda kesuksesan dan bahan bahan fatwa Imam Syafi’i telah sempurna, namun ia tidak pernah mengadakan suatu majelis untuk fatwanya selama gurunya masih hidup walaupun telah tersiar bahwa ia telah memiliki kemampuan ilmiah yang telah melampaui batas untuk menjadikannya orang yang berhak untuk berfatwa sejak usianya 15 tahun.

Imam Syafi’I pernah mengkritik pendapat pendapat Abu Hanifah tanpa mengurangi sikap hormat kepadanya karena pengaruh pribadi, ilmu dan perkataan perkataan mulia yang beliau miliki.

Dia juga pernah mengkritik Al-Auza’I, seorang Imam dan ahli fiqih kota Syam. Hal ini tidak mengapa selagi pendapat pendapat yang mereka kemukakan dan perselisihkan masih tetap saling manjawa wibawa masing masing.

Ketika Imam Syafi'i Tidak Qunut...

Siapa tak kenal Imam Syafi’i? Bapak ushul fiqih ini tak hanya tenar karena kepakarannya di bidang hukum Islam. Sejumlah ulama menilai, Imam Syafi’i juga layak dianggap pelopor disiplin keislaman lainnya, seperti ilmu tafsir dan musthalah hadits.

Terlahir dengan nama Muhammad ibn Idris, Imam Syafi’i tumbuh sebagai pribadi yang cerdas dan kritis. Memang ia sangat memuliakan dan mengagumi guru-gurunya. Namun, proses pencarian kebenaran yang gigih membawanya ke panggung ijtihad yang mandiri. Imam Syafi’i sukses membangun mazhabnya sendiri, terutama fiqih.

Bab Sholat

BAB SHOLAT
Sholat menurut ahli bahasa adalah doa dan menurut ahli syariat adalah sesuatu pekerjaan dan perkataan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Menurut semua ulama’ yang beragama Islam dengan berlandaskan hadits dari nabi kita Muhammad saw bahwa sholat pada hakekatnya adalah do’a (hubungan yang paling dekat antara hamba dan Tuhan-nya yaitu Alah SWT) akan tetapi tidak cukup atau tidak syah jika seseorang berdo’a saja tanpa sholat.
Bahkan barang siapa yang meninggalkan sholat maka dia termasuk orang kafir, karena sholat termasuk rukun Islam, nabi Muhammad saw yang diutus oleh Allah SWT untuk umat Islam saja beliau melaksanakan sholat hingga kaki-kaki beliau bengkak (membesar), dan beliau memerintahkan sholat atas perintah dari Allah SWT untuk semua orang yang mengakui dan memeluk agama Islam tanpa terkecuali, jadi kalo ada orang yang mengaku memeluk agam Islam tapi tidak sholat berarti orang itu perlu diragukan keIslamannya. Dan sholat adalah kunci dari semua ibadah kita, jika sholat kita benar dan baik, maka semua ibadah kita akan benar dan baik juga seperti yang disabdakan oleh nabi Muhammad saw. Beliau Rasulullah saw bersabda bahwa sholat adalah tiang agama, jika sholat ditegakkan (dijalankan menurut aturan-aturannya), maka dia sudah menegakkan agamanya (melaksanakan semua perintah dari Allah SWT yang ada pada agama Islam). Semoga kita diberi hidayah (petunjuk) dan anugrah dari Allah SWT sehingga dengan kuat dan senang dan benar dalam melaksanakan sholat. Amin

Air Untuk Bersuci

Bab Air untuk Bersuci
1. Air yang sedikit yaitu di bawah 2 (dua) qolah tidak boleh dipakai untuk berwudhu apabila tangan dimasukkan ke dalamnya, yang demikian itu hukum air tersebut menjadi musta’mal (air yang sudah dipakai atau terpakai), sedangkan air musta’mal tidak boleh dipakai untuk berwudhu. Kalau air sedikit tersebut dituangkan maka boleh untuk berwudhu, misal berwudhu dengan memakai gayung untuk mandi, meskipun kita harus berkali-kali ambil air untuk menyelesaikan wudhu kita. Air yang sedikit apabila terkena najis maka hukumnya najis walaupun air tersebut tidak berubah warna dan baunya.
2. Air yang banyak yaitu lebih dari 2 (dua) qolah. Ukuran 2 (dua) qolah kalau tempat air berbentuk persegi empat maka panjang 1,25 hasta, lebar 1,25 hasta dan dalamnya 1,25 hasta atau kurang lebih panjang 60 cm x lebar 60 cm x dalam 60 cm. Kalau tempat air tersebut berupa ember atau gentong atau benda yang sejenis dengan ini (tabung), maka kedalamannya 2,5 hasta (kurang lebih 150 cm atau 1,5 meter) dan lebar (diameter) 1 hasta (kurang lebih 48 cm). Air yang banyak apabila terkena najis maka dilihat dulu, kalau air berubah warna atau berubah bau atau rasanya maka hukum air tersebut adalah najis. Jika air sungai (dll) yang melebihi 2 (dua) qolah terkena najis, maka yang dianggap najis hanya air yang berada di sekitar najis tersebut.

Imam syafi'i

Muhammad bin Idris Asy-Safi’i atau yang lebih dikenal dengan nama Imam syafi’i adalah tokoh besar yang tidak asing lagi namanya di telinga umat islam. Kepakaran
imam syafi’i di berbagai cabang ilmu keislaman tidak diragukan oleh para ulama. Beliaulah peletak dasar ilmu hadits dan ushul fiqih lewat karya monumentalnya,
ar-Risalah.
Di berbagai belahan dunai Islam, khususnya di Asia Tenggara, termasuk Indonesia [dan Malaysia], mazhab Syafi’i menjadi pegangan utama kaum muslim. Artinya dalam menjalankan aktivitas-aktivitas keagamaan yang berkaitan dengan masalah-masalah peribadatan mereka akan memilih dan mengamalkan pendapat-pendapat yang berkembang dalam mazhab Syafi’i. Akan tetapi diantara yang pantas disayangkan adalah, masih ada bahkan tidak sedikit diantara kalangan umat islam yang mengklaim dirinya pengikut madzab imam syafi’i bahkan yang fanatik di antara mereka ternyata tidak mengenal siapa sebenarnya Imam Syafi’i. Jangankan ditanya tentang karya-karya ilmiah, aqidah, manhaj, atau pandangan Iman Syafi’i terhadap pentingnya berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-sunnah, masa dan tempat al-Imam dilahirkan pun banyak yang tidak tahu. Jangan heran kalau ada yang menyangka Imam syafi’i adalah orang Asia Tenggara sehingga fiqihnya cocok untuk orang Asia Tenggara.

Wednesday, November 5, 2014

Penerang Qalbu Aa Gym ... Tauhid

Gadget Untuk Anaka Perlukah?

Saat ini, anak kecil bermain gadget sudah biasa kita lihat. Tapi adakah manfaat gadget tersebut untuk pendidikan anak? Tepatkah memberikan gadget untuk si kecil?


Melihat anak asyik bermain gadget bukan lagi pemandangan yang aneh, bukan? Bahkan banyak dari para ibu yang merasa bangga jika anaknya luwes memencet tombol dan memainkan aplikasi games yang ada di smartphone atau tablet. Tidak heran  di era serba canggih ini, orangtua pasti akan mengenalkan bahkan memberikan gadget untuk anaknya. Tapi pernahkah Anda memikirkan, manfaat gadget itu untuk pendidikan anak? Tepatkah memberikan gadget untuk si kecil? Yuk, kita bahas bersama di sini.

Pendidikan Anak Usia Dini dalam Perspektif Pendidikan Islam

A. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Perspektif  Pendidikan Islam
Dalam pandangan Islam, segala sesuatu yang dilaksanakan, tentulah memiliki dasar hukum baik itu yang berasal dari dasar naqliyah maupun dasar aqliyah. Begitu juga halnya dengan pelaksanakan pendidikan pada anak usia dini. Berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan anak usia dini, dapat dibaca firman Allah berikut ini:
Artinya: "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur". (An Nahl: 78)

PERNIKAHAN BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

PERNIKAHAN BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF
HUKUM ISLAM
Disusun oleh :
Mahruzar Riyadi 202109115
  1. Konsep dan Pengertian Nikah Beda Agama
Secara etimologi, pernikahan berarti “persetubuhan”. Ada pula yang mengartikannya “perjanjian” (al-Aqdu). Secara terminology pernikahan menurut Abu Hanifah adalah “Aqad yang dikukuhkan untuk memperoleh kenikmatan dari seorang wanita yang dilakukan dengan sengaja”.
Pengukuhan disini maksudnya adalah sesuatu pengukuhan yang sesuai dengan ketapatan pembuatan syari’ah, bukan sekedar pengukuhan yang dilakukan oleh dua orang yang saling membuat aqad (perjanjian) yang bertujuan hanya sekedar untuk mendapatkan kenikmatan semata.
Menurut mazhab Maliki, pernikahan adalah “Aqad yang dilakukan untuk mendapatkan kenikmatan dari wanita”. Dengan aqad tersebut seseorang akan terhindar dari perbuatan haram (zina). Menurut mazhab Syafi’i pernikahan adalah “Aqad yang menjamin diperbolehkan persetubuhan”. Sedang menurut mazhab Hambali adalah “Aqad yang di dalamnya terdapat lafazh pernikahan secara jelas, agar diperbolehkan bercampur”.1

PERKAWINAN LINTAS AGAMA MENURUT MAZHAB EMPAT

PERKAWINAN LINTAS AGAMA MENURUT MAZHAB EMPAT
Oleh Syarifah Aini, S.Ag.
A. Pendahuluan.
Adalah merupakan sunatullah, bahwa makhluk bernyawa itu diciptakan berpasang-pasangan, laki-laki dan perempuan (Q.S. Al-Dzariyat : 49). Namun terdapat perbedaan yang besar antara manusia yang nota bene memiliki hawa nafsu dan akal dengan hewan yang hanya memilki nafsu. Dengan hanya memiliki nafsu ini hewan tidak bisa berbudaya dan tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, kecuali dalam beberapa hal kecil untuk mempertahankan hidupnya, yang muncul berdasarkan instinct. Oleh karenanya hewan bisa menyalurkan nafsunya dengan sesukanya tanpa batasan, sedangkan manusia tidak dapat menyalurkan nafsunya seperti hewan, melainkan harus dengan peraturan-peraturan yang berbentuk institusi perkawinan.