Kelapa Muda Milik Kiai
"SANTRI KALAU TIDAK MBELING, KURANG AFDOL.."
itulah kata yang pernah diucapkan oleh Gus Dur.
Dan kata yang populer di kalangan santri "klesodan" adalah
"RAK MBELING, RAK DADI KYAI.."
Berkemungkin berprinsip seperti itu, tiga orang santri pondok pesantren di sirau mencoba menyuri kelapa muda yang ada di belakang ndalem Kyai. mereka mengira bahwa kyainya sedang bepergian, sehingga kiranya aman..
Tiga orang santri mengundi "hompimpa" untuk menentukan siapa yang akan memanjat pohon kelapa.. Terpilihlah Kang Dalo. Kang dalo langsung bergegas memanjat pohon kelapa dan dua orang santri lain mengawasi dari bawah.
Ketika kang dalo sampai pada ujung pohon, ia berteriak pada kedua teman santrinya.
"Woy..... sing meh di pet sing ndi, degan apa krambil..!"
(Woy.. yang mau dipetik yang mana, Kelapa muda atau kelapa tua)
Yang dibawah manyauti dengan keras "Seng Degan coy.... neng sebelah kirimu...!! " (Yang kelapa muda Coy.... di sebelah kirimu..! )
Tebluk..... satu kelapa muda jatuh...
Santri yang dibawah teriak pada kang dalo ”Matep coy...! loro maning ya...!” (Mantap Coy...! Dua lagi ya..!)
Kang dalo menjawab dengan keras ”Oke...! Beres coy...!”
Baru akan memetik lagi, kedua orang santri yang dibawah melihat Kyainya sedang berjalan datang menghampirinya. sehingga dua orang santri tersebut langsung kabur dari TKP.
Pak Kyai standby di bawah pohon kelapa dengan terus melihat santrinya yang sedang mencuri, sementara Kang dalo masih serius diatas, sehingga ia tidak sempat melihat kearah bawah.
Untuk memastikan lagi mana yang akan dipetik, kang dalo berteriak lagi,
"Woy.....! sing ndi maning coy... sing sandinge degan miki ya... mandan maen"
(Woy.. yang mana lagi coy.. yang sebelah kelapa muda tadi ya, sedikit bagus)
Kali ini yang jawab bukan kedua temannya melainkan Kyainya sendiri...
Kyai menjawab dengan keras dan sedikit membentak.. "Iya... Coy..!!"
Tebluk.... Satu kelapa muda lagi jatuh kebawah..
Tetapi kelapa mudanya "Ngglundung" ke selokan terbuka. dari atas kang dalo tau bahwa kelapa mudanya jatuh dan tercebur di selokan terbuka..
ia berteriak pada temannya, yang ia kira masih di bawah
"Woy.... ! Degane kecemplung paceran...! Di jiot Coy.. CEPET...! "
(Woy...! Kelapa mudanya tercebur di selokan terbuka.. Diambil Coy.. CEPAT...!)
Dengan nada keras dan sedikit membentak, Pak Kyai menjawab "IYA Coy.....!"
Kang dalo merasa kenal dengan suara yang menyautinya, kang dalo langsung melihat kebawah. Bukan main kagetnya ketika yang dilihat adalah Kyainya sendiri yang berada persis disebelah pohon kelapanya yang ia panjat. dengan serta merta kang dalo turun ”Mlorod” dari atas dengan cepat...
Ketika sampai bawah, kang dalo berkata pada kyainya sambil bergetar ketakutan...
"Ngapunten Yai.. ngapunten, Kulo nge`lak " (maaf Kyai.. maaf, saya haus)
Sang kyai hanya tersenyum dan berkata
"Ne nge`pet degan du ya kue carane... kie kaya kiye.."
(kalau memetik kelap muda bukan begitu caranya.. ni seperti ini..)
Lalu Sang Kyai mengangkat tangannya sambil mengacungkan jrijinya ke arah pucuk pohon kelapa, kemudian Sang Kyai menurunkan tangannya, dengan serta merta pohon kelapa yang tadinya tegak lurus langsung melengkung kebawah membentuk setengah lingkaran.....
kang dalo hanya berucap sambil bergetar "Subhanallah..."
Lalu sang kyai mengajak kang dalo untuk memetik kelapa yang sudah dibawah dan diperintahkan untuk memetik kelapa yang tua kemudian disuruh untuk mengupas serabutnya dan memberikannya pada Bu Nyai.
Kang dalo hanya terdiam bercampur perasaan takut, kagum, gemetar.
Dari kejadian itu, kang dalo menjadi berubah drastis, semula ia jarang setor hafalan menjadi sangat rajin dan tumbuh jiwa ta`dzim yang luar biasa terhadap kyainya...
No comments:
Post a Comment