KH SANJA ( Sosok Ulama Ahli Nahwu shorof)
Saya mengenal nama beliau ketika saya masih dibangku madrasah Aliyah tahun 1994 diBanten. Seorang kawan pernah mengajak saya untuk ikut pengajian sorogan Kitab Alfiyah ( Gramatika bahasa Arab ) dan menurut cerita teman teman hanya dalam jangka waktu 2 bulan seorang santri dapat hafal dan menguasai Kitab Alfiyah ibnu malik . Namun sayang saya belum diberi kesempatan untuk menimba ilmu darinya beliau telah menghadap sang khalik.
KH.Sanja terkenal akan Ilmu Nahwu shoropnya . Ilmu Nahwu Shorof inilah yang menjadi pintu masuk pemahaman kita akan teks2 literal bahasa arab yg tdk berharokat sehingga dapat memberikan makna yg sebenarnya. Tata bahasa Arab ini belum ada di zaman Rasulullah SAW. Ini benar2 kreasi para ulama yg diberikan keluasan ilmu dan pengetahuan oleh Allah SWT sehingga pemahaman akan risalah yg saat Rasulullah hidup masih dapat ditanyakan ke beliau sementara setelah beliau wafat pemahaman akan al-quran dan hadits perlu “penjagaan” pemahaman melalui kaedah2 bahasa Arab.
KH.Sanja pendiri pondok pesantren Riyadul Alfiyah yang berlokasi di kampung kadukaweng kaduhejo Pandegelang banten. Sosoknya yang sangat sederhana mampu melahirkan ratusan Ulama yang menjadi garda depan dalam melanjutkan perjuangan Dakwahnya.
Kh.Sanja lahir di Cigintung Pandegelang pada tahun 1917 masehi. Ayahnya bernama H. kasmin bin Ki Adil ibunya bernama Hj. Elas. Murid dari Syech Adroi’ yang terkenal dengan Ilmu Nahwu Alfiyahnya mampu menjadikan KH.Sanja sebagai sosok Ulama yang Ahli dalam Gramatika Bahasa Arab . Diantara guru-guru beliau lainya adalah Syech Tubagus Ahmad Bakri yang terkenal dengan julukan Mama Sempur .Mama sempur adalah bangsawan Banten yang berguru kepada Syech Nawawi Albantani.
Kh.Sanja terkenal juga dengan Dermawan kaya yang Tawadhu, sawahnya membentang luas . Karena kecintaan dan hobbynya yang suka bertani , KH sanja kerap kali membeli Tanah untuk dijadikan sawah , saking hobbynya yang bertani tersebut pemerintah sempat melarangnya untuk membeli tanah kembali untuk dijadikan sawah , karena banyaknya sawah yang dimiliki KH.Sanja. Ada pengalaman unik yang saya dengar dari santri beliau, Suatu hari KH.Sanja sedang mencangkul sawahnya, datang seseorang anak muda yang berniat Mondok di Pesantren Riyadul Alfiyah pimpinan KH.Sanja. Anak muda tersebut tidak mengenal KH.Sanja , maka ketika anak muda tersebut melihat Petani sedang menyangkul sawah , anak muda tersebut minta tolong untuk di antarkan ke Pondok Pesantren Abah Sanja . Maka Petani tersebut yang tak lain adalah KH,Sanja berkenan untuk mengantar anak muda tersebut ke Pesantren yang dimaksud sambil membawa barang -barang anak muda tersebut .Setelah sampai Pondok Pesantren sebagaimana lazimnya santri baru ia memohon ditunjukan di mana rumah Syekh Sanja untuk memohon dapat diterima sebagai santri baru. Setelah menunjukan rumahnya sendiri kepada santri itu Syekh Sanja masuk ke dalam rumah dari pintu belakang. Dan sangat kagetlah santri itu bahwa petani yang tadi membawa barang-barangnya adalah Syekh Sanja sendiri. bukan main malunya si calon santri tersebut.
Pada hari minggu tanggal 11 mei 1999 , KH.Sanja dipanggil menghadap sang kholik dan meninggalkan kesedihan yang luar biasa bagi masyarakat banten dan tentunya juga bangsa Indonesia telah kehilangan Sosok Ulama yang Tawadhu dan Ahli Ilmu Nahwu shorop. termasuk saya orang yang menyesal yang belum sempat menimba Ilmu dari beliau. Wayanfa’una bibarkatihim waasrorihim wa ‘ulumihim . aminn
No comments:
Post a Comment