Suatu saat Ponpes Lirboyo termasuk salah satu ponpes yang akan di bantu
oleh pemerintah Orba dengan Partai tunggalnya (Partai Beringin /
Golkar), Datanglah utusan dari Pemerintah pada saat itu untuk menawarkan
bantuan berbentuk pemberian dan pemasangan Listrik Ponpes secara gratis
tanpa di pungut biaya.
Utusan tersebut menemui Mbah Yai Mahrus Aly sebagai salah satu sesepuh dan orang penting di lingkungan pondok.
Menghadapi hal tersebut Mbah Yai Mahrus Aly Merasa kebingungan karena
takut bantuan tersebut mengandung suatu maksud tertentu dan di curigai
uang hasil bantuan tersebut termasuk uang syubhat. Tapi disisi lain
beliau juga kebingungan Bantuan Listrik atau penerangan akan membantu
santri lirboyo untuk belajar lebih baik lagi.
Karena merasa kebingunagn akhirnya Mbah Yai Mahrus Aly menghadap kedalem
Mbah Yai Marzuki sebagai pemimpin pondok untuk bermusyawarah dan
meminta nasehat tentang sumbangan dan bantuan pemerintah (listrik) .
Seperti biasa ketika masuklah Mbah Yai ke dalem (rumah) mbah yai Marzuki
dan kebetulan ada seorang Tamu yang sedang duduk bersama-sama Mbah Yai
Marzuki (suatu hal yang biasa jika rumah seorang kyai di datangi banyak
tamu dengan alas an yang bermacam: ada yang ingin amalan murah rezeki,
naik pangkat, ada yang ingin memasukkan putranya ke pondok dll).
Tanpa ada perasaan aneh Mbah yai masuklah dan duduklah Mbah Yai Mahrus
Aly bersama para tamu lainnya yang sedang berbincang dengan mbah yai
Marzuki. Terlihat seorang tamu yang terlihat akrab dengan mbah yai dan
mengetahui kedatangn Mbah Yai mahrus Aly yang terlihat ada keperluan,
Tamu tersebut meminta izin untuk meninggalkan ruangan atau Ndalem Mbah
Marzuki.
Mbah Yai Mahrus Aly :……………………………….
Mbah Yai Marzuki: Li, Awakmu Ero wong sing cedek awakku iko sopo (li kamu tahu siapa tamu yang duduk dekat saya)
Mbah Yai Mahrus Aly: Mboten Kang
(tidak tahu kang)
Mbah Yai Marzuki : Wong sing cedek awakku sing tas mulih, iku Nabiyullah
Khidir Li, De’e Dawuh Bantuan listrik teko Pemerintah iku, ojo di
terima’no
(li tadi tamu yang duduk dan barusan keluar adalah Nabi Khidir dia
memberitahukan bahwa bantuan listrik dari pemerintah jangan di terima)
Akhirnya mantaaflah keyakinan Mbah Yai Mahrus Aly dan jajaran Petinggi
ponpes untuk dengan sopan menolak bantuan pemerintah tersebut, sebagai
bentuk kehati-hatian agar santri di ponpes jauh dari kemasukan barang2
yang syubhat. Hal atau sikap itu juga di ambil oleh sebagian POnpes
salaf sebagai salah satu bentuk kehati-hatian.
No comments:
Post a Comment